5 MOTIF ELEGAN BATIK SOGAN
Batik Sogan adalah salah satu jenis batik klasik Indonesia yang masih terasa kental unsur tradisionalnya. Asal kata ‘Sogan’ dalam jenis batik ialah karena penggunaan tanaman Soga sebagai pewarna alami dalam proses pewarnaannya. Tak heran, batik Sogan didominasi warna cokelat tua dan cokelat muda.
1. Parang
Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada sejak zaman keraton Mataram. Kata ‘Parang’ berasal dari kata Pereng yang berarti lereng.
Ciri khas pola ini adalah sebuah garis lurus diagonal dari tinggi ke rendah yang di dalamnya terdapat motif seperti huruf S. Garis diagonal lurus melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan kepada nilai yang sebenarnya.
Susunan motif S jalin-menjalin yang tidak terputus melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam.
Batik Parang biasanya digunakan untuk acara pembukaan. Misalnya, pelepasan Senopati yang akan pergi berperang. Diharapkan, Senopati dan pasukannya pulang berperang membawa sebuah kemenangan.
2. Truntum
Sebagaimana motif-motif batik yang (hanya boleh) diciptakan oleh orang-orang tertentu, biasanya keluarga raja seperti permaisuri, motif Truntum diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana yang merupakan permaisuri dari Sunan Pakubuwono III.
Truntum bermakna cinta yang tumbuh kembali. Ratu Kencana menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum).
Karena maknanya, kain batik bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan. Diharapkan, cinta kasih yang tumaruntum ini akan terus menghinggapi kedua mempelai. Truntum kadang dimaknai pula bahwa setiap orang tua memiliki kewajiban untuk menuntun kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru setelah pernikahan mereka.
3. Kawung
Motif Kawung dicirikan oleh bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Terkadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Penggunaan teratai melambangkan umur panjang dan kesucian.
Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu, misalnya Kawung Picis yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil.
Selain itu, ada pula Kawung Bribil sebagai motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sementara itu, Kawung Sen adalah kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil.
4. Lintang Trenggono
Bila motif Parang dan variasinya menggunakan ombak sebagai unsurnya dan motif kawung menggunakan tumbuhan, terutama teratai, sebagai motif utamanya, lain halnya dengan motif Lintang Trenggono. Pada motif Lintang Trenggono, yang ditonjolkan adalah suasana malam.
Dalam Motif Lintang Trenggono, dilukiskan kehadiran binatang-binatang malam yang bermunculan seiring dengan gemerlapannya cahaya bintang-bintang di angkasa. Diharapkan, si pemakai motif ini merasakan perasaan puas dan bahagiadalam menikmati kehidupan malam.
Kegemerlapan bintang-bintang di angkasa yang semarak membuat si pemakai terlepas dari beban perasaan atau kesusahan hati. Karenanya, motif ini biasanya dikenakan dalam resepsi-resepsi.
5. Wahyu Tumurun
Pola batik Wahyu Tumurun identik dengan penggunaan lambang burung dan mahkota. Pola mahkota terbang tampak lebih menonjol dengan tambahan motif sepasang ayam atau burung yang berhadap-hadapan. Di Yogyakarta, motif burung yang biasa digunakan adalah burung merak.
Burung merak dianggap sebagai simbol lokal Yogyakarta yang menunjukkan asal motif batik. Sedangkan di Solo memvariasikan motif burung merak dengan burung phoenix dikarenakan adanya pengaruh budaya Cina yang saat itu berkembang di Solo.
Sementara itu, pola mahkota terbang yang menjadi motif utama menyimbolkan kemuliaan. Filosofinya menggambarkan pengharapan agar para pemakainya mendapat petunjuk, berkah, rahmat, dan anugerah yang berlimpah dari Tuhan Yang Mahakuasa.
Pengharapan untuk mencapai keberhasilan dalam meraih cita-cita, kedudukan ataupun pangkat. Sedangkan dalam hal khusus seperti pernikahan, motif ini menyiratkan berkah kehidupan lahir batin dalam kehidupan berumah tangga, keharmonisan dan kebahagiaan yang langgeng dan terjaga selama-lamanya.
Memahami makna sebuah motif batik akan membuatmu lebih mampu untuk merefleksikan nilai-nilai yang kamu anut sekaligus menyesuaikan diri dengan acara-acara yang akan kamu hadiri.
Komentar
Belum Ada Komentar